ID OBJEK
NAMA OBJEK: Toko Djamu Djati Waluyo
KEBERADAAN
ALAMAT: Jl. Gedung Empat No.90
DESA/KELURAHAN: Karangmekar
KECAMATAN: Cimahi Tengah
KABUPATEN / KOTA: Cimahi
PROVINSI: Jawa Barat
KODE POS: 40523
KOORDINAT GEOGRAFIS
LAT: 6°52'44"S
LON: 107°32'24"E
KETINGGIAN (ELEVASI): 750 mdpl
BATAS-BATAS
UTARA: Toko Perhiasan Jatihulur
SELATAN: Taman Segitiga Pasar Antri
TIMUR: Warung Raiza
BARAT: Cimahi Mall Pintu Barat
UKURAN
PANJANG: -
LEBAR: -
TINGGI: -
L. BANGUNAN: -
L. LAHAN: -
BAHAN BANGUNAN: Kayu Jati
PERIODE/MASA: Post Kolonial
HIASAN/ORNAMEN: Campuran
WARNA BANGUNAN: Hijau
Waktu Pembuatan: 1918
Bentuk Atap: Pelana
TANDA YANG DIMILIKI BANGUNAN: Plang yang terbuat dari ukiran kayu dipahat dengan relief khasukiran Jawa.
KONDISI SAAT INI: Terawat
SEJARAH:
Bangunan ini sudah tampak terlihat usang yang menandakan bahwa bangunan tersebut sudah berumur tua. Terdapat dua pintu pada bagian depan bangunanitu, yang satu untuk berjualan jamu dan sebelahnya diperuntukkan jasa penyewaan busana gaun. Uniknya Dari toko Djati walujo ini memiliki sebuah plang yang terbuat dari ukiran kayu dipahat dengan relief khasukiran Jawa yang terkesan akan kearifan lokalnya. Dari informasi yang didapat dari komunitas Tjimahi Heritage bahwabangunan yang dijadikan toko jamu itu diperkirakan sudah ada sejak tahun 1918 yang didirikan oleh seorang sosok Liem A Mooy yang merupakan pihak pengelola sekaligus pemilik pertama dari toko jamu tersebut. Hal itu terbukti dari sebuah brosur di koran tempo doeloe. Namun dikatakan pihak pengelola sekarang ini menyatakan bahwa pemilik pertama itu atas nama Liem A We. Jaman para orang tua dulu pasti sering beli jamu yang memiliki banyak khasiatnya. Para ABG jaman dahulu juga pasti suka disuruh orang tuanya untuk membeli jamu di toko satu ini.
Bangunan yang sudah berumur satu abad ini memiliki gaya arsitek Tionghoa terlihat dari pintu depan bangunan yang agak tinggi serta pada dua jendela sisikanan-kiri, ventilasi di atasnya terdapat besi di jendela khas pecinan, ditambah lagi dengan hiasan diberi ornamen paku besi. Untuk bagian depan juga tampak terlihat sebuah balkon yang terbuat dari seng. Namun bangunan ini ada campuran dari gaya lokal. Bangunannya juga didominasi cat yang berwarna hijau. Saat Ini toko jamu Djati walujo dikelola oleh generasi keempat. Adapun keahlian meracik ramuan rempah-rempah tradisional Nusantara dilakukan secara turun temurun.
DESKRIPSI:
Keberadaan toko jamu Djati walujo ini sebagai cerminan bahwa pembauran budaya yang tak hanya indah dilihat akan tetapi memberi manfaat untuk banyak orang. Serta menunjukkan eksistensi toko jamu itu yang telah melintasi zaman ke zaman hingga sampai sekarang ini, maka dari itu toko jamu Djati walujo ini dapat dipercaya oleh para pembelinya dan masih percaya terhadap ramuan herbalnya yang masih tetap buka meskipun sudah berumur seratus tahun lebih. Toko jamu ini juga menjual resep rempah - rempah yang beragam dan banyak khasiatnya, terutama resep di toko ini menjual jamu yang berasal dari Keraton Solo dari dulu hingga kini, seperti menjual jamu Seninjong Gadang, jamu maag, jamu Ambeien, jamu sari rapet, jamu Galian Sari, jamu Tuju Angin, jamu Delima Putih, jamu Param Pusaka, jamu Cabe Lempuyang, jamu dan resep yang paling tua di sana ada bedak Saripohatji yang legendaris dari tahun 1927 yang masih tetap eksis dijual di sana.
PEMILIK
Awal: Liem A We
Saat ini: Keturunan Keempat
RIWAYAT KEPEMILIKAN: Dari informasi yang didapat dari komunitas Tjimahi Heritage bahwa bangunan yang dijadikan toko jamu itu diperkirakan sudah ada sejak tahun 1918 yang didirikan oleh seorangsosokLiemAMooy yang merupakan pihak pengelola sekaligus pemilik pertama dari toko jamu tersebut. Hal itu terbukti dari sebuah brosur di koran tempo doeloe. Namun dikatakan pihak pengelola sekarang ini menyatakan bahwa pemilik pertama itu atas nama Liem A We. Saatini toko jamu Djati walujo dikelola oleh generasi keempat.
PENGELOLA: Pemilik saat ini keturunan keempat
STATUS PENGELOLAAN: Milik Pribadi
PEMELIHARAAN BANGUNAN: Terpelihara
SIFAT OBJEK: Profan
RIWAYAT PEMUGARAN: Belum pernah